Perbaikan ini tujuannya untuk mengubah stigma masyarakat terhadap
pasar tradisional yang terkesan becek, jorok, dan bau menjadi pasar yang
bersih, aman, dan nyaman. Selain itu diharapkan pasar tradisional dapat
bersaing dengan pasar modern (www.pikiran-rakyat.com, 1/3/2018).
Ini mengingat keberadaan ritel modern membuat keuntungan pedagang
pasar secara keseluruhan menurun (Sarwoko, 2008). Revitalisasi ini juga
merupakan upaya keberpihakan Pemkot pada pelaku ekonomi kecil yang umumnya
tidak terlalu diperhatikan.
Upaya revitalisasi pasar tradisional ini diistilahkan dengan
modernisasi pasar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), modernisasi
diartikan sebagai proses pergeseran sikap dan mentalitas warga masyarakat untuk
dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini.
Namun sayangnya dalam konteks pasar tradisional, upaya modernisasi
diartikan sebatas mengambil sisi ruang pada pasar modern yang ada seperti
halnya supermarket dan minimarket, dengan mengabaikan sisi lainnya seperti
halnya pelaku pasar itu sendiri. Tampilan baru pasar tradisional nantinya
diharapkan mampu menciptakan perilaku baru bagi pedagang maupun pembeli seperti
halnya di ritel modern.
Sebagai proses modernisasi ini, Pemkot melalui PD Pasar beserta
stakeholders yang terlibat (perwakilan pedagang, pengurus pasar, dan
sebagainya) umumnya menyusun program-program rencana modernisasi ini
sebelumnya. Namun seringkali apa yang diharapkan Pemkot dan stakeholders ini
tidak sesuai dengan realita yang terjadi pasca modernisasi pasar usai dilakukan.
Insan pasar dengan kreativitasnya menjadikan pasar menjadi wahana untuk mereka berkreasi dan berkegiatan meskipun tidak ada sangkut-pautnya dengan aktivitas jual-beli. Alih-alih mereka merusak citra pasar, mereka justru menciptakan warna baru bagi pasar yang tidak sekedar pusat jual-beli kebutuhan sehari-hari. Sebagai contoh Pasar Cihapit yang terletak tak jauh dari Jalan Riau Bandung.
Pasar Cihapit, Dulu dan Kini
Menurut cerita Reza Ramadhan dari Komitas Aleut (komunitasaleut.com),
dulunya Belanda membangun kawasan Cihapit didasarkan pada konsep lingkungan
yang sehat di mana terdiri atas komplek perumahan yang dilengkapi pasar,
pertokoan, taman dan lapangan terbuka (plein).
Pada tahun 1920-an, komplek perumahan Cihapit ini mendapatkan predikat
sebagai contoh lingkungan permukiman sehat di kota Bandung yang dihuni oleh
warga golongan menengah baik pribumi maupun Belanda.
Pada tahun 1942-1946, komplek perumahan Cihapit digunakan sebagai
interniran oleh tentara Jepang yaitu sebuah kamp konsentrasi tawanan bagi
wanita dan anak-anak warga Belanda maupun pribumi. Konon di kamp Cihapit ini
selalu hadir pertunjukan kabaret yang dibintangi oleh Corry Vonk, seorang artis
kabaret terkenal asal Belanda yang ditawan di sana.
Selain itu muncul berbagai kursus seperti kursus balet, yoga, sekolah
bagi anak-anak, dan acara keagamaan. Sejarah tersebut mengisyaratkan bahwa
kawasan Cihapit adalah daerah yang hidup dengan aktivitas seni-budaya,
pendidikan, dan jual-beli yang integratif.
Satu abad kemudian, kawasan Cihapit khususnya di sekitar pasarnya
menjadi pusat berjualan berbagai makanan khas kota Bandung seperti halnya Nasi
Rames Emak Eha, Surabi Cihapit, Lotek Cihapit, Kupat Tahu Galunggung, Gorengan
Cihapit, dan Awug. Di samping itu juga terdapat kedai kopi Los Tjihapit yang
hampir tidak pernah sepi pengunjung.
Mereka datang dari berbagai aneka latar belakang seperti halnya
budayawan kota, mahasiswa, seniman, akademisi, dan tentunya pembeli di pasar
Cihapit. Di kedai ini juga sering diselenggarakan diskusi budaya dan nonton
bareng film.
Di samping itu, di dalam pasar juga bisa kita dapati galeri yang menyajikan berbagai karya seni kontemporer, juga pelatihan fotografi bagi masyarakat umum. Tak hanya itu, warga sekitar pasar sering juga mengadakan acara hiburan seperti dangdutan dan karaokean di sini.
Wisata Pasar
Membaca sejarah kawasan Cihapit juga menyaksikan apa yang terjadi di
sana saat ini menjadikan pasar ini memiliki keunikan tersendiri. Modernisasi
pasar yang sempat dilakukan beberapa tahun terakhir ternyata justru mampu
menciptakan aktivitas-aktivitas baru yang menjadi suplemen bagi aktivitas
turun-temurun yang sudah ada sebelumnya seperti kuliner.
Padahal ini tidak sesuai dengan yang direncanakan. Perilaku insan
pasar yang tercermin dalam aktivitas-aktivitas tersebut berpotensi besar
sebagai daya tarik wisata budaya kota.
Pakar pariwisata terkemuka dari Bournemouth University Inggris,
Dimitrios Burhalis, di jurnal ternama pariwisata Tourism Management yang terbit
pada tahun 2000 mengungkapkan bahwa terdapat enam framework destinasi wisata
yaitu daya tarik (attractions), keterjangkauan (accessibility), fasilitas
(amenities), paket wisata (available packages), aktivitas wisata, dan layanan
tambahan (ancillary services) seperti Bank, Rumah Sakit, dan sebagainya.
Tentunya kerangka ini akan mudah dipenuhi oleh Pasar Cihapit ini.
Di samping menjadikannya sebagai destinasi wisata, keunikan yang ada
di pasar Cihapit dapat dijadikan inspirasi bagi Pemkot melalui PD Pasar untuk
modernisasi pasar tradisional lainnya. Langkah modernisasi nantinya perlu
ditekankan pada sisi historik pasar dan kawasannya juga potensi aktivitas khas
warga pasar yang tidak terduga sebelumnya.
Jika pendekatan ini dilakukan, kota Bandung akan memiliki banyak pasar
tradisional yang secara bangunan modern juga disertai dengan ragam aktivitas
unik yang membuatkan tematik. Dengan mengaitkannya sebagai destinasi wisata
budaya, nantinya warga dalam dan luar kota bahkan mancanegara akan lebih
familiar untuk berkunjung ke pasar.
Tak hanya insan pasar nantinya yang akan mendapatkan keuntungan dari sini namun juga Pemkot setempat dan warga sekitar. Pada akhirnya diharapkan kota Bandung akan memiliki objek wisata baru yaitu pasar tradisional sebagai alternatif bagi objek lain yang sudah dikenal seperti halnya kuliner dan fashion.
baca juga informasi lain perihal:
pasar tradisional di bandung, pasar murah di bandung, bandung fashion murah, factory outlet bandung murah, pasar andir bandung, grosir baju murah di bandung, tempat belanja tas dan sepatu murah di bandung, pusat baju murah di bandung, pusat grosir baju dan pakaian bandung kota bandung, jawa barat, pasar baru bandung,
Komentar
Posting Komentar